Atas dasar penelitihan para
ahli disimpulkan daerah Bacson Hoabinh merupakan pusat peradaban/kebudayaan Mesolithikum
di Asia Tenggara. Mereka datang dengan perahu beroadik dan tinggal di pantai
timur Sumatra dan Jawa namun mereka terdesak oleh ras Melayu yang datang.
Bukti-bukti adanya
pengaruh peradaban/kebudayaan Bacson Hoabinh terhadap perkembangan awal
masyarakat indonesia antara lain:
1. Diketemukannya
kebudayaan Sumatera (Pebble Culture)
Hasil budaya terpenting adalah kapak Sumatera (pebble), kapak pendek (hache
courte), dan alat-alat tulang serta didukung
oleh bangsa Papua Melanesoid.
2. Diketemukannya
kebudayaan Sampung Ponorogo (Bone Culture)
Hasil kebudayaan terpenting adalah alat-alat dari tulang dalam berbagai bentuk
serta didukung oleh bangsa Papua Melanesoid.
Meskipun masyarakat awal diindonesia
mendapat pengaruh peradaban Bacson Hoabinh namun kebudayaan Mesolithikum
indonesia tidak seluruhnya mendapat pengaruh peradaban Bacson Hoabinh, tetapi
mendapat pengaruh kebudayaan Mesolithikum dari Asia Daratan (cina). Buktinya
dengan diketemukannya Kebudayaan Toala (sulawese selatan). Hasil kebudayanya
yang terpenting adalah alat-alat serpih (flakes) yang tidak diketemukan dalam
kebudayaan Bacson Hoabinh. Sedangkan pendukungnya bangsa atau ras Weddoid bukan
bangsa Papua Melanesoid.
Atas dasar penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa Kebudayaan Mesolithikum pada masyarakat awal indonesia
mendapat dua pengaruh peradaban besar, yaitu.
1.
Peradaban Bacson Hoabinh dengan kapak sumatera
dan alat-alat tulang sebagai ciri khasnya, kebudayaan Bacson Hoabinh dibawa
oleh bangsa papua Melanesoid ke indonesia melalui jslur barat , yth melalui
Thailand, Malaysia barat terus menuju ke sumatra, jawa sulawesi dan lain-lain.
2.
Peradaban Mesolithikum Asia Daratan (cina)
dengan alat-alat serpih (flakes) sebagai ciri khasnya. Kebudayaan. Kebudayaan ini
dibawa oleh ras weddoid ke indonesia melalui jalur timur,yth melalui Jepang,
Taiwan, Piliphina terus menuju ke Sulawesi, Jawa dan lain-lainnya.
kedua kebudayaan besar tersebut
nantinya bertemu di indonesia di dua tempat, yaitu di Jawa dan Sulawesi,
buktinya.
1. Diketemukannya
Kebudayaan Sampung Ponorogo
Di sini diketemukannya alat-alat serpih (flakes) yang menjadi ciri khas
mesolithikum Asia Daratan, tetapi joga diketemukannya alat-alat tulang dan
pendukungnya adalah bangsa Papua Melanesoid sebagai ciri khas Mesolithikum Bacson
Hoabinh.
2. Diketemukannya
Kebudayaan Toala (sulawesi selatan)
Disini diketemukannya alat-alat tulang dan kapak sumatera yang menjadi ciri
khas Mesolithikum Bacson Hoabinh, tetapi juga diketemukannya alat-alat serpih
(flakes) dan pendukungnya adalah bangsa atau ras Weddoid seebagai ciri khas
Mesolithikum Asia Daratan.
Daerah
tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan. Bacson-Hoabinh di temukan
diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma)
Hasil kebudayaan bascon-hoabinh di Indonesia:
1. Kapak
Genggam: Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan
dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan
lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera.
2. Kapak Dari Tulang dan Tanduk: Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat
Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang
dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati
dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat
tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap
ikan.
3. Flakes: Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan
flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang
dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris
daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa
sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain
seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat
(Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda
(Flores).